Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2014

147 Ilmuwan Terkemuka Dalam Sejarah Islam

Gambar
“Tidak ada satupun ilmuwan di pusat-pusat ilmu pengetahuan Eropa kecuali ia telah menengadahkan tangannya untuk mendapatkan khazanah ilmu pengetahuan bangsa Arab, dan kehausan seperti mereka haus untuk mendapatkan air tawar. Tidak ada di sana satu buku pun di antara buku-buku yang ada di Eropa pada saat itu, kecuali semua lembarannya bersumber dari peradaban bangsa Arab.” Zigrid Hunke, Orientalis Jerman. “Sudah merupakan kewajiban kita untuk memperbaiki kesalahan dan mengakui hutang-hutang kita yang teramat banyak kepada dunia Arab.” (William Montgomery Watt, Guru besar Fakultas Study Islam di Universitas Edinburgh) Islam pernah berjaya dengan melahirkan ilmuwan-ilmuwan besar di berbagai bidang, mulai dari kedokteran, sains, matematika, aljabar, geomteri, geografi, astronomi, sastra, filsafat, hukum, hingga musik. Abu Bakar ar-Razi, dokter Muslim terbesar kelahiran Rayy, Iran tahun 854 M ini menguasai masalah-masalah kedokteran dan farmasi. Dia adalah pelopor dalam bidang klinik kedo

Khalifah Harun ar-Rasyid dan Segelas Air Minum

Gambar
Suatu hari, As-Sammak datang menemui khalifah Harun ar-Rasyid. Ketika itu Khalifah meminta air minum kepada pelayannya dan pelayannya membawakan segelas air.  Ketika Harun akan meminum air itu, As-Sammak berkata, “Tahanlah wahai Amir al-Mukminin, andaikata orang-orang mencegahmu untuk meminum air ini, berapa yang akan kau keluarkan untuk membeli air ini?” “Akan saya beli dengan separuh kerajaanku.” Jawab sang khalifah. As-Sammak berkata, “Minumlah semoga Allah memberi kenikmatan untukmu!” Ketika Harun ar-Rasyid tlah selesai minum, as-Sammak berkata lagi, “Saya bertanya kepadamu andaikata air itu tidak bisa keluar dari perutmu, dengan harga berapa engkau akan membayarnya?” Harun menjawab, “Dengan semua kerajaanku!” As-Sammak berkata, “Jika krajaanmu harganya sama dengan seteguk air dan sekali buang air kecil, sudah sepantasnya orang-orang tidak memperebutkannya!” Mendengar itu Harun ar-Rasyid menangis. Imam As-Suyuthi, Tarikh al-Khulafa (Edisi Terjemahan), h. 352. Pustaka al-Kautsar, 2

Khadijah The True Love Story of Muhammad

Gambar
Tatkala Nabi Muhammad  shallallahu alaihi wa sallam  pulang ke rumah setelah menerima wahyu pertama di Gua Hira melalui wasilah malaikat Jibril, saat itu Muhammad belumlah menjadi seorang Rasul,  dengan peluh yang membasahi tubuh dan pakaiannya, gemetar dan menggigil yang luar biasa Ia meminta pada istrinya agar diselimuti biar hilang ketakutan dan galaunya itu, “Selimutilah aku, selimutilah aku!” “Aku khawatir terhadap keadaan diriku” kata Rasulullah galau dalam balutan selimutnya.  Istri yang cantik nan shalihah itu menenangkannya dan berkata dengan lembut: “Tidak. Demi Allah. Allah tidak akan menghinakanmu selamanya, karena engkau selalu menyambung tali persaudaraan, ikut membawakan beban orang lain, memberi makan orang miskin, menjamu tamu, dan menolong orang yang menegakkan kebenaran.”  Duh, indahnya kata-kata ini. Laki-laki mana yang tidak tenang dengan kata-kata ini. Tentu saja cinta menjadi semakin membumbung tinggi ke angkasa.  Dialah Khadijah, Istri Nabi tercinta, ibunda kaum

Mencintai, Namun Tak Memiliki

Gambar
Pernah dalam sebuah acara di radio, seorang pelajar SMA menelepon dan menumpahkan problemnya. Sambil terisak-isak layaknya anak kecil dia menceritakan tentang kekasihnya yang mengkhianati cintanya. Sang penyiar dengan sabar mendengarkan curahan hati pemuda itu dan kemudian menenangkannya. Hingga terucap kata dari pemuda itu,”Selama saya masih hidup saya tidak biarkan dia bahagia…” Duh, malangnya.  “Cinta tidak harus memiliki” Mungkin sederetan kata ini sudah biasa didengar oleh mereka yang sedang   broken heart . Mencintai seseorang tapi sayang cintanya tak bersambut. Memendam rasa tapi kenyataannya dia tidak ditakdirkan menjadi pasangan dalam mengarungi bahtera kehidupan dunia ini. Kisah dari tanah Arab yang masyhur di telinga kita, Qais yang jatuh cinta pada gadis cantik bernama Layla (dalam kisah Layla-Majnun). Dengan penuh percaya diri Qais beserta keluarga bertandang ke rumah Layla dengan maksud melamarnya. Tapi siapa menduga keluarga Layla menolak lamaran keluarga terhormat itu.

Islam yang Asing

Gambar
“Islam awalnya dalam keadaan asing” Sabda baginda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam suatu ketika, “kemudian akan kembali asing sebagaimana awalnya” Lanjut beliau. Ketika SMA dulu, masa-masa awal mulai rutin shalat di masjid ada satu kisah yang sampai sekarang masih teringat dalam memoriku. Di tengah perjalanan menuju masjid, aku bertemu dengan seorang teman yang juga menuju ke masjid. Dia memakai baju kaos dan celana pendek. Ketika sampai di masjid, dia mengeluarkan sarungnya yang diselipkannya di celana belakangnya. Aku cukup kaget. Sebelumnya saya pikir dia tidak datang shalat. Malu dilihat orang-orang? Semestinya orang yang tidak shalat yang harus malu. Mengingatkan kita pada kondisi 5 tahun pertama dakwah Islam di Mekah. Ketika itu tidak ada yang berani shalat di sekeliling Ka’bah karena takut ancaman orang-orang Musyrik Mekah. Hal ini terjadi sampai Umar ibn Khattab masuk Islam pada tahun ke-6 kenabian. Bedanya, generasi dahulu tidak shalat di rumah Allah karena takut akan

Yahudi dan Islam dalam Lintasan Sejarah

Gambar
Sejarah Yahudi Yahudi adalah salah satu agama samawi selain Islam dan Kristen. Agama yang memiliki Nabi dan kitab suci yang diturunkan oleh Allah. Penamaan “Yahudi” mulai ketika mereka bertobat dari menyembah anak sapi. Mereka berkata, “Sesungguhnya kami kembali (bertobat) kepada Engkau.” (QS. Al-A’raf: 156). Artinya, kami bertobat dan kami kembali kepada-Mu. [1] Menurut sebuah riwayat, mereka dinamakan Yahudi karena mereka bergerak-gerak (yatawahhad) ketika membaca Taurat. Ada juga yang mengatakan bahwa mereka dinamakan Yahudi karena dinisbatkan kepada Yehuda, anak keempat Nabi Ya’qub alaihi al-salam yang nama aslinya adalah Yehuza, pemimpin bagi sebelas anak Ya’qub lainnya. [2] Bani Israil menyembah patung sapi Yahudi dan Islam memiliki keterkaitan dari sisi nasab. Berasal dari satu bapak yakni Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim memiliki istri bernama Sarah, dari Sarah lahir Ishaq yang kelak memiliki anak bernama Ya’qub. Nabi Ya’qub inilah yang menjadi cikal bakal orang-orang Yahudi sehing

Abdurrahman Al-Nashir, Khalifah Dinasti Umawiyah di Andalusia

Gambar
Reruntuhan Kota al-Zahra, Peninggalan Dinasti Umayyah di Spanyol Biografi Abdurrahman al-Nasir Abdurrahman al-Nasir adalah Abdurrahman ibn Muhammad bin Abdullah al-Marwani. Ia bergelar al-Nasir li dinillah. Kuniyahnya adalah Abu al-Muttharrif. Lahir di Cordoba pada tahun 890 M/ 227 H. Ibunya bernama Maria yang merupakan seorang hamba sahaya. Abdurrahman al-Nasir adalah keturunan keenam dari Abdurrahman ibn Muawiyah al-Umawy, pendiri Daulah Umawiyah di Spanyol. Sebagaimana yang dialami oleh kakek buyutnya, Abdurrahman al-Dakhil, Abdurrahman ibn Muhammad juga tumbuh besar dalam keadaan yatim. Ketika berusia 20 hari ayahnya meninggal secara misterius. [1] Sumber lain mengatakan bahwa ayahnya dibunuh oleh pamannya bernama Muttarif. [2] Setelah kematian ayahnya, Abdurrahman diasuh dan dibesarkan oleh kakeknya, Abdullah. Kisah hidupnya ini hampir mirip dengan kisah hidup Nabi Muhammad saw. yang diasuh oleh kakeknya, Abdul Muttalib setelah kedua orangtuanya meninggal dunia. Abdullah mendidik