Sejarah Islam di Thailand Selatan
Ummat Islam Melayu di Patani
Jika disebutkan satu negara Budha di Asia Tenggara maka otomatis kita akan mengingat Thailand. Padahal di negara yang terletak di Thailand bagian selatan ini pernah berdiri kerajaan Islam, Kerajaan Patani.
Berdasarkan catatan Tome Pires dan Laksamana Cheng Ho, Kerajaan Patani didirikan sekitar abad ke-14 dan abad ke-15 M. Menurut Hikayat Patani, Kerajaan Melayu Patani awalnya berpusat di Kota Mahligai dan diperintah oleh Phya Tu Kerab Mahayana.
Karena terlalu jauh dari pusat perdagangan yang ramai didatangi orang-orang, anak dari Phya Tu Kerab Mahayana bernama Phya Tu Antara memindahkan pusat kerajaannya ke sebuah kota pelabuhan bernama Patani yang terletak di Kampong Grisek. Pada masa silam ibukota pemerintahan biasanya terletak di kota pelabuhan yang ramai didatangi kapal-kapal luar negeri.
Karena letaknya yang strategis, Patani menjadi cepat berkembang. Para pedagang muslim telah mendatangi negeri ini untuk berdagang dan tentu saja berdakwah menyebarkan risalah Islam. Karena dakwah para da’i dan pedagang muslim itulah Pya Tu Antara sang penguasa Patani masuk Islam.
Pya Tu Antara memeluk Islam melalui seorang ulama dari Pasai (Sumatera) bernama Syaikh Said. Setelah masuk Islam Pya Tu Antara bergelar Sultan Ismail Syah Zilulllah fil Alam. Sejak itu, agama Islam mempengaruhi budaya dan kehidupan keagamaan rakyat Patani.
Kerajaan Melayu Patani mengalami masa kejayaannya pada masa pemerintahan raja-raja perempuan antara tahun 1584 sampai tahun 1624. Pengaruh Patani meluas sampai ke wilayah Semenanjung seperti Kedah, Perlis, Kelantan, dan Trengganu. Beberapa keli terjadi percobaan penyerangan oleh Kerajaan Siam terhadap Kerajaan Patani tapi dapat digagalkan.
Kerajaan ini mulai merosot pada masa akhir pemerintahan Raja Kuning yang berkuasa tahun 1635 sampai 1688 M. Kemerosotan itu disebabkan konflik perebutan kekuasaan antara sesame pewaris kerajaan. Perang saudara yang terjadi kerap menimbulkan rasa tidak aman sehingga Patani tidak lagi menjadi tumpuan perdagangan. Hal ini terus berlanjut hingga abad ke-18.
Pada tahun 1785 Kerajaan Siam yang dipimpin Phraya Chakri menyerang dan berhasil menundukkan Patani. Sultan Muhammad pemimpin Patani saat itu beserta ribuan rakyatnya syahid dalam pertempuran. Sebagian lagi ditawan dan dibawa ke Bangkok. Meskipun kalah dalam pertempuran itu, Kerajaan Patani tidak runtuh. Selalu saja ada pemimpin Patani yang melakukan perlawanan terhadap Kerajaan Siam.
Berdirinya Negara Thailand
Selama berada di bawah kekuasaan Kerajaan Siam, banyak peraturan yang merugikan ummat Islam Patani. Banyak terjadi pemberontakan sebagai wujud ketidakpuasan atas kebijakan yang diterapkan oleh Kerajaan Siam. Di antara pemberontakan itu adalah yang terjadi pada tahun 1923 di Belukar Semak. Pemberontakan ini muncul akibat pemaksaan Akta Pelajaran 1921 yang memaksa anak-anak Melayu Patani memasuki Pendidikan Kebangsaan Siam yang menggunakan bahasa pengantar bahasa Siam.
Pada masa pemerintahan Pibul Songgram, diterapkan program Rathaniyom. Program ini bertujuan membentuk Negara Siam sejati berdasarkan satu agama, bangsa, bahasa, dan kebudayaan Siam. Seluruh program dituangkan dalam tujuh dektrit. Pada masa inilah diganti istilah Siam menjadi Thailand.
Bagi masyarakat Melayu Patani, program Rathaniyom 1939 adalah musibah besar, karena tidak lagi dibenarkan menggunakan nama Melayu, berpakaian Melayu, berbahasa dan menulis dalam bahasa melayu, bahkan tidak boleh lagi mempelajari agama Islam. Pada 1944, jabatan Kadi (Qadhi) dihapuskan dan masalah yang berkaitan dengan perkawinan dan harta warisan diurus berdasarkan undang-undang sipil, bukan syariat.
Islam di Thailand
1
11. Masyarakat muslim Thailand terdiri atas muslim pendatang dan muslim asli Thailand.
22. Muslim pendatang biasanya berada di Bangkok dan Chiang Mai (Thailand Utara dan Tengah).
33. Muslim penduduk asli biasanya berada di Patani, Thailand Selatan.
44. Pada tahun 1990 total penduduk muslim di Thailand berjumlah 4,5 juta jiwa dari total 57 juta penduduk Thailand.
55. Di Bangkok terdapat sekitar 8 persen penduduk muslim dari seluruh jumlah penduduk Bangkok. Kebanyakan mereka adalah pendatang (imigran).
Bahan Bacaan:
Dr. H. Saifullah, SA. MA., Sejarah dan Kebudayaan Islam di Asia Tenggara, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Komentar
Posting Komentar