Kemajuan Ilmu Botani di Dunia Islam

Berkembang di Andalusia Abad Pertengahan


Perkembangan pesat dalam ilmu biologi di era kejayaan Islam abad pertengahan melahirkan ilmuwan-ilmuwan muslim yang ahli dalam ilmu botani, ilmu tentang tanaman-tanaman.

Para ilmuwan muslim memiliki andil besar dalam perkembangan ilmu biologi atau ilmu hayat sejak abad pertengahan, terutama dalm bidang botani hingga mencapai taraf yang mencengangkan. Botani merupakan salah satu bidang kajian dalam biologi yang mempelajari seluruh aspek biologi tumbuh-tumbuhan.

Ilmu ini mulai berkembang dan mencapai puncak kejayaannya di Andalusia (Spanyol), negeri Islam yang hilang. Para ahli tumbuh-tumbuhan muslim dari Andalusia adalah orang-orang muslim pertama yang berkontribusi paling besar dalam perkembangan ilmu botani dunia. Pada abad pertengahan, mereka telah melakukan pengamatan secara teliti dan menemukan perbedaan jenis kelamin pada tanam-tanaman. 

Demi mengumpulkan spesies tanaman-tanaman herbal yang langka, para ilmuwan tersebut rela menjelajahi kawasan pesisir pantai, dataran tinggi, dan pegunungan, serta ke negeri-negeri yang jauh yang mungkin belum pernah dipetakan. Ketertarikan para ahli botani muslim terhadap tumbuh-tumbuhan telah membawa mereka menjelajahi bagian dunia Islam yang luas dengan mengarungi ganasnya samudera.

Mereka datang ke suatu wilayah untuk mengeksplorasi pegunungan dan menjelajahi luasnya gurun pasir untuk menemukan tumbuh-tumbuhan langka. Para ilmuwan itu mengklasifikasikan tumbuh-tumbuhan yang mereka kumpulkan berdasarkan habitat tumbuh dan proses perkembangbiakannya. Dengan begitu, mekanisme tumbuhnya tanaman-tanaman itu dapat diketahui.

Pada era kejayaan Islam itu para ahli botani muslim telah berhasil menemukan beragam cara perkembangbiakan tanaman. Ada yang berkembang dengan pembenihan atau pembibitan, pemotongan tangkai, ada juga tanaman yang tumbuh dengan proses alami atau pembelahan sel sendiri seperti rumput liar. Para ilmuwan muslim Andalusia mampu mengembangkan ilmu botani jauh sebelum Barat melakukannya. Saat itu memang Barat sedang berada dalam keterpurukan yang kita kenal dengan Zaman Kegelapan (The Dark Age).

Bila dibandingkan dengan pencapaian ilmu botani zaman Yunani kuno, pengetahuan ahli botani muslim Andalusia jauh melampaui pencapaian para ilmuwan Yunani. Mereka juga menambahkan sekitar 2000 kajian tanaman dari kajian tanaman yang telah dilakukan oleh bangsa Yunani kuno. Sebagai buktinya, taman-taman botani pernah bertebaran di kota-kota besar Islam seperti di Cordova, Granada, Baghdad, Fez, dan Kairo. Baik itu berfungsi sebagai taman maupun ‘kuliah alam terbuka’. Beberapa taman itu seperti Generalife di Granada dan Taman Air di Afrika Utara, termasuk taman-taman paling indah di dunia.

Howard R. Turner dalam “Science Medieval Islam”, mengungkapkan sebagian besar penelitian botani yang dilakukan ummat Islam memberikan manfaat langsung bagi farmakologi dan farmasi yang berkembang di seluruh dunia Islam secara tak terduga. Bapak Sejarah Sains Barat, George Santon, menyatakan bahwa perkembangan pertanian dan hortikultura merupakan salah satu harta warisan paling berharga dari ummat Islam di bidang botani.

Ahli Botani Era Kekhalifahan

Salah seorang tokoh botani muslim yang paling terkenal adalah Al-Ghafiqi (wafat 1165) berasal dari Cordova, Andalusia. Al-Ghafiqi mengumpulkan sekaligus memberikan penjelasan mengenai berbagai jenis tanaman dari daratan Andalusia dan Afrika. George Santon mengatakan bahwa Al-Ghafiqi merupakan ilmuwan paling hebat pada masanya. Penjelasannya mengenai tanam-tanaman merupakan risalah paling penting di dunia Islam. ia memberikan nama-nama dari masing-masing tumbuhan tersebut ke dalam bahasa Arab, Latin, dan Berber. Karya fenomenal Al-Ghafiqi berjudul Al-Adwiyah Al-Mufradah menginspirasi Ibnu Baitar untuk meneliti tumbuh-tumbuhan dengan cara sederhana seperti yang dilakukan oleh Al-Ghafiqi.

Ahli botani muslim lainnya masih dari Andalusia, tepatnya dari kota Sevilla bernama Abu Zakariya Yahya bin Muhammad bin Al-Awwan. Karyanya yang terpenting dalam ilmu botani berjudul “Al-Filahah”. Dalam karyanya itu, ia menguraikan hasil penelitiannya terhadap 585 jenis tanaman. Di dalamnya juga menerangkan gejala-gejala, nama penyakit tanaman serta cara mengatasi penyakit itu agar tanaman tumbuh dengan sehat.

Ilmuwan botani Andalusia yang paling terkenal adalah Abdullah bin Ahmad bin Al-Baitar, lebih dikenal dengan Ibnu Al-Baitar. Ia merupakan ahli botani sekaligus pakar obat-obatan terhebat di Andalusia pada abad pertengahan. Ia mengoleksi dan memberi catatan atas 1.400 jenis tanaman obat yang diperolehnya setelah menjelajahi daerah pesisir Mediterania dari Andalusia ke Suriah. salah satu karyanya yang paling fenomenal berjudul “Al-Mughani fi Al-Adwiyah Al-Mufradah”.

Taman Botani Andalusia

Di Andalusia, sederet taman-taman indah terdapat di kota Sevilla, Cordova, dan Valencia. Amir pertama Andalusia, Abdurrahman Ad-Dakhil membuat taman yang dinamainya dengan Ar-Rushafa. Taman itu diisinya dengan tanaman-tanaman yang ia datangkan dari Timur (dunia Islam). Disebutkan bahwa dialah yang pertama membawa dan menanam pohon kurma di Andalusia.

Di abad ke-10, taman keemiran di Cordova telah digunakan menjadi semacam kebun raya untuk eksperimen pengembangan tanaman dengan biji, stek, dan akar. Sebuah manuskrip geografi mencatat bahwa Al-Mu’tashim, penguasa Andalusia masa At-Thawaif, menanam banyak tanaman langka di Almeria, seperti pisang dan tebu.


Taman Huerta del Rey di Toledo bahkan telah memiliki ahli-ahli botani khusus untuk merawatnya, yakni Ibnu Bassal dan Ibnu Wafid yang banyak melakukan percobaan pertanian dan menulis buku-buku penting tentang pertanian. Beberapa abad kemudian, barulah taman-taman mulai bermunculan di Eropa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Islam yang Asing

Cheng Ho, Laksamana Muslim yang Tangguh

Kisah Khalifah Al-Ma’mun Menaklukan Kaum Khawarij