Ummu Haram Syahidah Negeri Cyprus
Suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan keutamaan orang-orang yang ikut serta dalam peperangan bersama beliau, “Anggota pasukan kami yang mula-mula ikut peperangan telah wajib bagi mereka masuk surga.” Tidak jauh dari beliau ada seorang sahabiyah bernama Ummu Haram. Ia berkata, “Wahai Rasulullah apa aku termasuk di dalamnya?” Rasulullah menjawab, “Engkau termasuk di dalamnya.”
Namanya adalah Ummu Haram binti Milhan bin Khalid Al-Anshariyah An-Najjariyah seorang sahabiyah Rasulullah. Ia adalah bibi Anas bin Malik, saudari dari Ummu Sulaim. Suami dan anaknya merupakan dua sahabat yang gugur dalam Perang Badar.
Setelah suaminya syahid, Ummu Haram menikah lagi dengan sahabat yang mulia Ubadah bin Shamit Al-Anshari Radhiyallahu ‘anhu. Dari pernikahan keduanya lahir putranya bernama Muhammad bin Ubadah. Ia juga salah seorang bibi Rasulullah dari ibu susuan.
Ummu Haram memiliki keutamaan dan kedudukan yang mulia di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Banyak riwayat menerangkan bahwa Rasulullah sangat hormat kepadanya dan sering berkunjung ke rumahnya yang berada di Quba, desa yang letaknya sekitar dua mil dari Madinah Al-Munawwarah. Beliau terkadang tidur siang dan shalat di rumah Ummu Haram.
Ketika suatu hari Rasulullah berziarah ke rumah Ummu Haram. Bibi Anas bin Malik itu membuatkan makanan untuk beliau. Setelah itu Rasulullah istrahat dan tertidur. Ketika bangun, beliau tertawa dan memberikan kabar gembira kepada Ummu Haram bahwa ia adalah salah seorang yang akan mendapatkan kesyahidan. Oleh karena itu ia dipanggil Asy-Syahidah.
Anas bin Malik berkisah, “Suatu ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang kepada kami. Ketika itu tiada orang selain saya, ibuku, dan bibiku (Ummu Haram). Beliau bersabda, ‘Bangunlah kalian semua. Sungguh aku akan melaksanakan shalat dengan kalian.’ Lalu beliau shalat bersama dengan kami. Setelah itu beliau mendo’akan kami dan ahli bait demi mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat.”
Wanita Syahidah
Pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan terjadi berbagai penaklukan negeri-negeri. Khalifah berpandangan bahwa untuk menggempur Konstantinopel, ibu kota Romawi Timur, harus bertolak dari Pulau Cyprus dengan menggunakan armada laut. Akhirnya dibentuklah armada laut Islam untuk pertama kalinya. Mu’awiyah bin Abi Sufyan ditugaskan memimpin pasukan dalam penaklukan kali ini.
Pada tahun 28 Hijriah pasukan Islam yang dipimpin Mu’awiyah menuju Pulau Cyprus. Di antara pasukan itu terdapat Ubadah bin Shamit dan istrinya, Ummu Haram. Mereka sangat semangat berjihad bersama umat Islam lainnya padahal usia mereka tidak lagi muda. Dalam penyerangan ini umat Islam berhasil meraih kemenangan dan disepakati perjanjian damai. Pihak Cyprus menyetujui akan membayar upeti sebesar 7000 dinar setiap tahun kepada kaum muslimin.
Dalam penaklukan Cyprus ini Ummu Haram turut gugur sebagai seorang syahidah. Gugurnya Ummu Haram di jalan Allah membuktikan kebenaran sabda Rasulullah sebelumnya yang mengabarkan kepadanya bahwa ia termasuk di antara orang-orang yang syahid. Dengan demikian Ummu Haram adalah wanita pertama yang gugur dalam pertempuran melalui laut. Ummu Haram wafat dan dimakamkan di Cyprus. Hingga kini makamnya masih sering diziarahi. Orang-orang menyebutnya ‘makam wanita shalihah’.
Keutamaan Ummu Haram
- Suami dan anaknya adalah syuhada pada Perang Badar.
- Rasulullah biasa singgah di rumah Ummu Haram untuk istrahat dan shalat di sana.
- Meriwayatkan lima buah hadits dari Rasulullah.
- Orang yang dido’akan kebaikan oleh Rasulullah.
- Wanita muslimah pertama yang gugur dalam peperangan melalui laut.
- Orang-orang yang mengunjungi makamnya menyebutnya sebagai makam wanita shalihah.
Komentar
Posting Komentar