Assabiqunal Awwalun yang Lebih Dulu Masuk Islam


“Tidaklah sama di antara kalian, orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukkan (Makkah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik.” (QS. Al-Hadid: 10)

Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyadari bahwa dirinya adalah nabi yang diutus oleh Allah. Ia telah mendatangi Waraqah bin Naufal, sepupu Khadijah yang paham betul isi kitab Inji yang di dalamnya mengabarkan akan kedatangan Nabi terakhir. Waraqah meyakinkan Muhammad bahwa yang datang kepadanya di Gua Hira adalah malaikat yang juga mendatangi Nabi Musa Alaihissalam: Jibril.

Nabi Muhammad mulai mendakwahkan agama yang baru diterimanya kepada orang-orang terdekatnya. Khadijah, istri beliau adalah orang yang pertama beriman kepadanya. Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin Haritsah, dua bocah yang tinggal bersamanya juga ikut beriman. Sahabat beliau yang pertama beriman adalah Abu Bakar bin Abi Quhafah. 

Abu Bakar yang memiliki sifat terpuji dan memiliki reputasi yang baik di kalangan pemuda Makkah mengajak beberapa orang untuk beriman kepada Nabi Muhammad. Darinya Utsman bin Affan memeluk Islam, juga Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah.

Kemudian menyusul setelahnya Abu Ubaidah bin Jarrah, Abu Salamah bin Asad dan istrinya, Arqam bin Abil Arqam, Utsman bin Mazh’un, Sa’id bin Zaid dan istrinya, Fathimah binti Khatab, Khabbab bin Arat, Asma binti Umais dan Ja’far bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas’ud dan saudaranya ‘Utbah bin Mas’ud, serta beberapa orang lainnya yang jumlahnya sekitar 30 orang. Merekalah Assabiqunal Awwalun, orang-orang yang mula-mula masuk Islam.

Dakwah periode pertama ini dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi dan disampaikan secara perorangan. umat Islam belum mencela patung-patung sesembahan masyarakat Quraisy Makkah. Dakwah seperti ini berlangsung selama tiga tahun hingga turunnya firman Allah, “Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu).” (QS. Al-Hijr: 94).

Kisah menarik terjadi saat Rasulullah diutus menjadi seorang Nabi dan Rasul. Beberapa orang melihat perubahan bintang-bintang di langit. Mereka kemudian mendatangi Abdu Yalil bin ‘Amr Ats-Tsaqafi, pemuka suku Tsaqif. “Orang-orang sedang gempar. Para budak dibebaskan dan binatang ternak dilepaskan karena melihat keanehan pada bintang.”, kata mereka.

“Tidak usah terburu-buru menyimpulkan”, kata Abdu Yalil yang buta. “Perhatikan baik-baik. Jika bintangnya sudah dikenali itu pertanda kiamat, tapi jika tidak dikenali maka menandakan suatu kejadian luar biasa terjadi.” Setelah diperhatikan, ternyata bintangnya tidak dikenali sebelumnya, sehingga disimpulkan bahwa hal itu disebabkan kejadian luar biasa. Tidak lama kemudian, mereka mendengar Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul.

Kisah Para Jin
Sebelum Rasulullah diutus, setiap satu kelompok jin memiliki satu ‘kapling’ khusus tempat mereka mendengar berita-berita langit. Namun, suatu ketika mereka dilempari percikan api sehingga tidak bisa lagi mendengarkan berita-berita langit. Para jin lalu melaporkannya kepada Iblis. “Pasti terjadi sebuah kejadian di bumi!”, seru Iblis. Ia lalu memerintahkan para jin untuk mengumpulkan tanah di bumi dan menciumnya.

Ketika mencium bau tanah yang berasal dari Makkah, Iblis berkata, “Dari sinilah munculnya!” Mereka bertolak ke Makkah, tempat Rasulullah yang waktu itu sedang bersama beberapa sahabat di Nakhlah dekat pasar ‘Ukaz. Beliau sedang mengimami para sahabat shalat Fajar. Awalnya, shalat yang diwajibkan oleh umat Islam hanyalah dua, yaitu shalat sebelum matahari terbit dan sebelum matahari terbenam.

Para Jin dan Iblis yang menyaksikan Rasulullah bersama para sahabatnya itu berusaha menyimak bacaan Al-Qur’an Rasulullah. Setelah mendengarnya mereka berkata, “Demi Allah, inilah yang menghalangi kita untuk mendengarkan berita-berita langit!”

Poin Penting

  • Dari kalangan wanita yang pertama kali memeluk Islam adalah Khadijah binti Khuwailid.
  • Dari kalangan anak kecil, Ali bin Abi Thalib yang pertama kali memeluk Islam.
  • Dari kalangan laki-laki dewasa, Abu Bakar yang pertama kali memeluk Islam.
  • Keutamaan Assabiqunal Awwalun di atas orang-orang yang masuk Islam belakangan. 
  • Tempat para Assabiqunal Awwalun biasa berkumpul mendengarkan nasihat dan ilmu dari Rasulullah adalah di rumah Arqam bin Abil Arqam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Islam yang Asing

Cheng Ho, Laksamana Muslim yang Tangguh

Kisah Khalifah Al-Ma’mun Menaklukan Kaum Khawarij