Sultan Muhammad Al-Fatih Penakluk Konstantinopel


Pemimpin kali ini adalah Muhammad II bin Murad II, sultan ketujuh Dinasti Utsmani lahir pada tahun 835 Hijriah (1432 M) di Edirne, Turki. Dialah pemimpin yang mendapat julukan “Al-Fatih” karena kesuksesannya membebaskan Konstantinopel dan mengubur kekaisaran Byzantium untuk selama-lamanya.

Menjadi penakluk Konstantinopel tidaklah terbentuk dalam waktu singkat. Sejak kecil Sultan Muhammad II telah dibina dengan guru-guru dan ulama Rabbani yang mendidiknya menjadi pribadi yang hebat. Sejak kecil Sultan Muhammad II telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an, membaca hadits, belajar ilmu fiqih, matematika, astronomi, sejarah, ushuluddin, dan metode perang. Kecerdasannya juga nampak dengan menguasai banyak bahasa: Arab, Turki, Persia, Yunani, Serbia, Italia, dan bahasa Latin.

Ayahnya, Sultan Murad II sangat memperhatikan pendidikan Muhammad sejak kecil. Karena dialah penerus kepemimpinan setelah meninggalnya. Dialah pemimpin umat Islam di masa mendatang. Karena itu Sultan Murad II meminta ulama Rabbani, di antaranya yang terkenal adalah Syaikh Ahmad bin Ismail Al-Kurani dan Syaikh Aq Syamsuddin untuk mendidik anaknya. 

Di bawah didikan guru-gurunya itulah Sultan Muhammad II tumbuh menjadi pribadi luar biasa yang mencintai ilmu, memiliki sifat takwa, dan mencintai jihad. Syaikh Aq Syamsuddin adalah orang yang paling berpengaruh bagi Sultan Muhammad II. Selain mendidiknya, Syaikh juga selalu memotivasi dan meyakinkan dirinya bahwa dialah yang dimaksudkan dalam hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai penakluk Konstantinopel.

Sekitar delapan abad yang lalu, Rasulullah pernah bersabda kepada para sahabat beliau, “Sungguh Konstantinopel akan ditaklukkan. Sebaik-baik panglima adalah panglima yang menaklukkannya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya.” 

Berbagai upaya telah dilakukan para khalifah Islam untuk membebaskan Konstantinopel sejak masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan, Dinasti Umayyah, Dinasti Abbas, dan sekarang masa pemerintahan Sultan Murad II, benteng kota itu belum juga mampu ditembus. Namun, Syaikh Aq meyakinkan bahwa Sultan Muhammad II-lah orangnya. Dialah pemimpin yang mampu menembus benteng kokoh Konstantinopel yang bersejarah itu.

Tahun 1453
Konstantinopel merupakan kota terpenting di dunia saat itu. Ada perkataan terkenal yang mengatakan, “Seandainya dunia itu di bawah satu kerajaan, maka ibu kota yang paling pantas untuknya adalah Konstantinopel.” Untuk menaklukkanya, Sultan Muhammad II melakukan banyak persiapan, di antaranya mempersiapkan 265.000 pasukan dan 400 kapal perang dan persenjataan lengkap.

Setelah mengepung Konstantinopel selama beberapa bulan, akhirnya pasukan Islam yang dipimpin Sultan Muhammad II berhasil menaklukkan benteng Konstantinopel yang kokoh. Yang membuat takjub adalah strategi Sultan yang memindahkan 70 kapal perang dari selat Bosporus ke Teluk Tanduk Emas yang merupakan titik terlemah pertahanan Byzantium, melalui daratan. Ia telah mengubah daratan menjadi lautan. 

Penaklukkan terjadi pada tahun 857 Hijriah (1453 M). Penduduk Konstantinopel beragama Kristen diperlakukan dengan baik. Mereka tetap diperbolehkan menjalankan agama mereka. Sementara itu sang Sultan melakukan sujud syukur kemudian menuju gereja Aya Sofia dan meminta azan dikumandangkan sebagai pertanda gereja itu telah diubah menjadi masjid. Ia pun mengganti nama Konstentinopel menjadi Islambul yang berarti kota Islam.

Menjadi Khalifah

  • Ketika menjabat sebagai khalifah menggantikan Sultan Murad II, usia Sultan Muhammad Al-Fatih baru menginjak 22 tahun.
  • Usianya belum melebihi 25 tahun ketika menaklukkan Konstantinopel.
  • Syaikh Al-Kurani dan Syaikh Aq Syamsuddin adalah dua guru yang paling berpengaruh pada pribadi Sultan Al-Fatih.
  • Penaklukkan Konstantinopel terjadi pada tanggal 29 Mei 1453 M.
  • Sultan memerintahkan membangun masjid di dekat makam Abu Ayyub Al-Anshari, sahabat Nabi.
  • Wafat pada tahun 1481 M di usia 52 tahun.

Kota-kota yang Ditaklukkan Al-Fatih

  • Konstantinopel.

  • Murah di Yunani.
  • Albania.
  • Bosnia.
  • Hungaria.
  • Trabzon, dll.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Islam yang Asing

Cheng Ho, Laksamana Muslim yang Tangguh

Kisah Khalifah Al-Ma’mun Menaklukan Kaum Khawarij