Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2015

Musa bin Nushair, Penakluk Andalusia

Gambar
Mungkin namanya masih asing di telinga sebagian kaum muslimin. Ia tidak setenar Shalahuddin al-Ayyubi pembebas al-Quds. Tidak pula sepopuler Sultan Muhammad al-Fatih sang penakluk Konstantinopel. Akan tetapi jasanya bagi kaum muslimin membuat namanya layak disejajarkan dengan dua pemimpin Islam tersebut dan juga pemimpin Islam lainnya. Namanya barulah kita temukan ketika membaca sejarah penaklukkan Andalusia, negeri Islam yang hilang. Musa bin Nushair. Dialah yang memilih panglima dari suku Barbar, Thariq bin Ziyad dan mengirimnya pada tahun 711 M untuk menyeberang ke Andalusia beserta 7000 pasukan. Setibanya di negeri Andalus, pasukan Islam di bawah komando Thariq bin Ziyad mendarat di sebuah gunung yang hingga hari ini dikenal dengan Jabal Thariq (Gibraltar). Dari sinilah dimulai penaklukkan. Puncaknya, ketika Thariq beserta pasukannya bertemu dengan 100.000 pasukan Kristen yang dipimpin Raja Roderick di tepi Sungai Guadalete. Dengan semangat jihad yang berapi-api umat Islam berperan

Kemajuan Peradaban di Baghdad

Gambar
Baghdad mencapai puncak kejayaan di masa Khalifah Harun ar-Rasyid, khalifah Abbasiyah ke-5 kemudian dilanjutkan anaknya Al-Makmun. Dr.Yusuf al-Isy menyebutkan bahwa masa Al-Rasyid adalah masa paling gemilang dan merupakan zaman paling sempurna dalam sejarah Arab-Islam dan sejarah dunia. [1] Ketika Ar-Rasyid memerintah, negara dalam keadaan makmur, kekayaan melimpah, keamanan terjamin -walaupun ada juga pemberontakan-, dan luas wilayahnya mulai dari Afrika Utara hingga India. Dalam waktu singkat, sejak pembangunannya pertama kali oleh Khalifah al-Manshur, Baghdad terus mengalami peningkatan. Baghdad berubah menjadi kota megah dan berperadaban tinggi yang membuat orang-orang datang dari berbagai penjuru untuk menyaksikan kemegahannya. Khalifah Al-Makmun dan Periode Penerjemahan karya-karya Klasik Yunani Perkembangan intelektual di Baghdad semakin maju di Baghdad dan mencapai puncaknya pada masa khalifah al-Makmun. Khalifah al-Makmun sangat antusias dan memfokuskan pada penerjemahan kitab

Abdurrahman I (Ad-Dakhil) dan Berdirinya Keemiran Bani Umayyah di Andalusia

Gambar
Pada tahun 132 H/ 750 M, orang-orang Bani ‘Abbas melakukan penyerangan terhadap Dinasti Umayyah yang berpusat di Damaskus. Bani Abbas yang dipimpin oleh Abū al-‘Abbās al-Saffāh membantai orang-orang Umawiyyun dan berhasil membunuh khalifah terakhir Bani Umayyah, Marwān ibn Muhammad ibn Marwān. Dengan dendam yang telah lama tersimpan dan telah mendarah daging terhadap Bani Umayyah, orang-orang ‘Abbas membunuh semua keturunan laki-laki Bani Umayyah agar tidak ada lagi dari kalangan mereka yang dapat menjadi khalifah di kemudian hari. Pihak ‘Abbasiyyun membunuh semua orang yang dianggap layak menjadi khalifah dari kalangan Umawiyyun kecuali sedikit saja yang tidak terjangkau oleh pedang-pedang mereka. Di antara yang berhasil lolos dari pembunuhan tersebut adalah ‘Abd al-Raḥmān ibn Mu‘āwiyah, cucu dari Hisyam ibn ‘Abd al-Malik yang berkuasa pada tahun 723 hingga tahun 743 M. ‘Abd al-Rahmān berhasil melarikan diri menuju wilayah Magrib karena ibunya adalah seorang wanita yang berasal dari s