Potongan-Potongan Kisah Awal Islam

“Selimuti aku! Selimuti aku!” Kata Muhammad –shallallahu alaihi wa sallam- ketika pulang ke rumah setelah didatangi oleh Malaikat Jibril di Gua Hira. Beliau sangat ketakutan.

Khadijah lalu mendekapnya dengan penuh kasih sayang. Dekapan yang mampu menghilangkan sebagian rasa takut dan galaunya. Tak lama berselang ia pun berkata, “Tidak mungkin. Aku memohon agar Allah melindungimu dari semua itu. Allah tidak akan melakukan hal itu kepadamu karena engkau adalah orang yang jujur, terpercaya, berakhlak mulia, dan suka menyambung tali silaturahmi.”

Beberapa hari berselang, Allah menurunkan ayat-Nya sebagai tanda bahwa Islam harus disebarkan:
“Wahai orang yang berkemul (berselimut)! Bangunlah, berilah peringatan. Dan agungkanlah Tuhanmu, bersihkanlah pakaianmu, dan tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji.” (QS. Al-Muddatsir: 1-5)

Khadijah, adalah orang yang pertama kali menerima dan mengikuti ajaran beliau shallallahu alaihi wa sallam. Disusul Ali bin Abi Thalib, anak pamannya yang kala itu masih berusia 10 tahun. Lalu anak angkatnya, Zaid bin Haritsah, yang dulunya dipanggil Zaid anak Muhammad. Demikian juga putri beliau yang masih kecil: Zainab. Saat itu cahaya keimanan menerangi rumah tangga mereka.

****

Di lain tempat, tepatnya di Yaman, Abu Bakar bin Abi Quhafah dalam perjalanannya bertemu dengan seorang lelaki tua yang mempelajari kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya. Saat itu orang yang hanif sangatlah jarang ditemukan, meskipun ada. Contohnya Waraqah bin Naufal, sepupu Khadijah istri Nabi, yang tidak setuju dengan keyakinan orang-orang Mekah pada umumnya, hingga dia memilih untuk memeluk agama Nasrani. Lelaki tua itu mengabarkan kepada Abu Bakar bahwa telah tiba waktunya seorang nabi dari suku Quraisy muncul di Mekah. Ia pun sempat menasehati Abu Bakar dengan nasehat yang sangat berharga, sangat tulus, “Jangan pernah berpaling dari kebenaran. Berpegang teguhlah pada jalan yang benar dan lurus. Takutlah kepada Allah dalam segala hal yang dianugerahkan-Nya kepadamu.

Setibanya di Mekah, Abu Bakar mulai mendengar berita yang menjadi buah bibir sebagian penduduk Mekah. Tidak lain berita tentang sahabatnya, Muhammad, mengaku sebagai seorang Nabi. Abu Bakar segera menemui Nabi tersebut, yang tidak lain adalah teman karibnya. Akhirnya ia bertemu dengan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

“Wahai Abu Bakar” kata Rasulullah, “Aku adalah utusan Allah kepadamu dan kepada seluruh manusia. Maka berimanlah kepada Allah.”

“Bukti apa yang engkau miliki?”

“Lelaki tua yang kau temui di Yaman”

“Siapa yang memberitahumu tentang itu?” kata Abu Bakar terkejut.

“Malaikat yang telah mendatangi nabi-nabi sebelumku”

“Ulurkan tanganmu, Muhammad. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan engkau adalah Rasulullah.” Katanya mantap.

Memang ada beberapa versi tentang masuk Islamnya Abu Bakar. Ini salah satu diantaranya.

Dalam sebuah riwayat, Nabi bersabda di depan para sahabatnya: “Setiap orang yang kuajak memeluk Islam pasti ragu dan penuh pertimbangan. Tetapi, tidak pada Abu Bakar. Ketika aku mengajaknya, ia menerima tanpa sedikitpun ragu.”

Dengan keimanan yang kuat, Abu Bakar mendakwahkan Islam kepada penduduk Mekah. Mula-mula, ada lima orang yang masuk Islam berkat ajakannya, yaitu Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah –ridhwanullahi alaihim-.

****

Jauh di luar kota Mekah, berita tentang agama baru telah sampai ke telinga pemuda dari suku Ghifar, namanya adalah Abu Dzar. Sejak semula Abu Dzar memang membenci menyembah berhala. Sangat tidak masuk akal menyembah tuhan yang dipahat oleh penyembahnya sendiri. Akhirnya, ia menuju Mekah. Di sana dia bertemu dengan Ali bin Abi Thalib. Ali mengajaknya bermalam di rumahnya. Abu Dzar bermalam selam tiga malam, dan dua malam sebelumnya ia tidak bertanya apapun kepada Ali. Lalu, pada malam ketiga Abu Dzar mengungkapkan tujuannya datang ke Mekah, yaitu menemui orang yang disebut-sebut sebagai Nabi. Mendengar itu, Ali segera mengantarnya ke rumah Rasulullah. Ketika tiba di rumah Nabi, Abu Dzar mengucapkan salam, “Assalamu alaika, wahai Rasulullah” itulah salam Islam pertama kali dalam sejarah. Di hadapan Rasulullah, Abu Dzar mengucapkan dua kalimat syahadat. Setelah masuk Islam, pemuda Ghifar itu kembali ke kampungnya dan menyebarkan Islam di sana. Alhamdulillah, berkat dakwahnya, banyak yang memeluk Islam.

****

Di tahun ketiga kenabian, ketika dakwah masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi ada sebuah peristiwa. Ketika itu, Sa’ad bin Abi Waqqash bersama beberapa orang yang telah memeluk Islam keluar untuk melakukan shalat. Ternyata, beberapa orang kafir melihat mereka. Mereka pun mencela dan mengejek Sa’ad bin Abi Waqqash dan yang lainnya sebagai pengkhianat terhadap kepercayaan para leluhur hingga terjadi perkelahian. Dalam perkelahian itu, Sa’ad bin Abi Waqqash memukul kepala seorang kafir Quraisy hingga mengucurkan darah. Itulah pertama kali darah dicucurkan dalam Islam.

  ****

Suatu ketika, beberapa orang sahabat Rasulullah berkumpul dan ngobrol. Lalu mereka berinisiatif agar ada di antara mereka yang memperdengarkan al-Qur’an kepada kaum musyrik Quraisy. Tak lama, berdiri Abdullah bin Mas’ud, seorang pemuda yang termasuk paling awal masuk Islam. Sahabat yang lain mencegahnya karena dia bukan dari suku Quraisy. Mereka takut orang-orang Quraisy akan menyakitinya. Akan tetapi Abdullah bersikeras menjadi orang pertama yang melakukan itu. Keesokan hari, Abdullah ke Masjidil Haram, ketika itu orang-orang Quraisy sedang berkumpul di tempat-tempat perkumpulan mereka. Abdullah duduk di Maqam Ibrahim lalu membaca ayat dari surah ar-Rahman dengan suara keras. “(Allah) Yang Maha Pengasih; Yang telah megajarkan al-Qur’an. Dia mencipatakan manusia; mengajarnya pandai berbicara.” (QS. Ar-Rahman: 1-4).

Mendengar itu, orang-orang musyrik segera mendatanginya dan memukul wajahnya. Abdullah tetap melanjutkan bacaannya meskipun orang-orang itu terus memukulnya. Dengan wajah yang membiru berkat pukulan dan tamparan, Abdullah kembali kepada sahabat-sahabatnya yang beriman. Kata sahabatnya, “Inilah yang kami takutkan akan terjadi padamu.”

Bersambung……..

Demikian beberapa potongan kisah yang sangat singkat mengenai beberapa orang Sahabat Nabi di awal-awal Islam. Dengan perjuangan mereka, Allah memenangkan agama ini di atas semua agama.


Allah berfirman tentang mereka: “Orang-orang yang terdahulu dan pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah: 100)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Islam yang Asing

Cheng Ho, Laksamana Muslim yang Tangguh

Kisah Khalifah Al-Ma’mun Menaklukan Kaum Khawarij